agen taruhan judi bola online terpercaya

Agen Taruhan Judi Online Terpercaya

Kisah Pilu Eder


Solusibet.com - Eder Lopes barangkali tak pernah diperkirakan akan menjadi sosok penting untuk Portugal. Tapi di final Piala Eropa 2016, dia mengambil panggung utama.

Bicara Portugal selalu saja bicara soal Cristiano Ronaldo. Atau kalaupun Ronaldo sedang mentok, maka nama-nama yang diharapkan jadi penyelamat adalah Nani, Ricardo Quaresma, atau belakangan Renato Sanches yang sedang melejit.

Tapi nyatanya bukan nama-nama itu yang membawa Portugal mengukir sejarah meraih trofi mayor pertamanya. Adalah Eder, pria yang jadi protagonis ketika Portugal mengalahkan tuan rumah Prancis 1-0 di final, Senin (11/7/2016) dinihari WIB kemarin.

Barangkali tak ada yang menyangka bahwa pahlawan malam itu adalah penyerang 28 tahun tersebut. Sebab Eder dalam perjalanan kariernya nyaris tak terlihat.

Mengawali karier semiprofesional di Tourizense di Divisi Dua Liga Portugal, dia kemudian pindah ke Academica di level teratas. Performanya biasa-biasa saja, cuma mencetak 12 gol dalam 83 laga.

Hijrah ke Braga, catatannya sedikit membaik dengan mencetak 26 gol dalam 60 penampilan. Eder lantas mencoba peruntungan di Premier League bersama Swansea City, tapi gagal total: cuma bermain 13 kali tanpa mencetak gol dan hanya punya satu percobaan on target.

Meski demikian, Eder masih beruntung karena Lille meminatinya dan meminjam pada paruh kedua musim 2015/2016 lalu. Di Ligue 1, penampilannya membaik dengan catatan enam gol dari 13 laga. Performa itu cukup untuk membuatnya dipermanenkan Lille, sekaligus memastikan satu tiket ke Piala Eropa 2016.

Sebagaimana kariernya yang penuh perjuangan, perjalanan hidup Eder juga berliku. Lahir di Guinea Bissau, negara eks koloni kerajaan Portugis, Eder lantas hijrah ke Lisbon, Portugal, pada usia dua tahun.

Pindah ke Portugal adalah sebuah upaya keluarga Eder untuk mencari hidup yang lebih baik. Tapi pada prosesnya, orang tua Eder kesulitan menghidupi si anak hingga harus menitipkannya ke rumah penampungan negara bernama Lar O Girassol di Coimbra.

Eder tinggal di sana sampai bergabung dengan Academica, klub profesional pertamanya. Sepakbola adalah pelarian terbaik Eder, yang perlahan membalikkan kehidupannya.

Ketika di Tourezense, ESPN menyebut Eder punya gaji bulanan pertama sekitar 400 euro yang dikirimkannya ke sang ibu. Ayahnya kini tinggal di London dan saudari perempuannya belajar di sebuah universitas di Wolverhampton, sebagaimana dilansir Guardian.

"Saya selalu bermain sepakbola di jalanan dengan anak-anak lain dari sekolah saya. Setiap hari, di manapun, kalau kami punya bola maka kami akan bermain sepakbola," ujar Eder mengenang masa kecilnya, ungkap ESPN.

Eder belajar dari jalannya yang rumit itu. Maka ketika dia dianggap sebelah mata di skuat Portugal, Eder menyambutnya. Lewat Facebook pada 14 Juni lalu, tepat di hari pertama Portugal berkiprah di Piala Eropa 2016, Eder mengunggah gambar bertuliskan 'Go Ahead, Underestimate Me' yang artinya 'Silakan, Remehkan Saya'.

Eder cuma tampil tiga kali di keseluruhan turnamen, dua di fase grup dan satu di final. Seluruhnya sebagai pemain pengganti. Total, dia hanya 24 menit di lapangan dengan 11 menit di antaranya di partai final. Tapi 11 menit itu sudah cukup bagi Eder untuk naik ke panggung tertinggi Eropa.



Sumber : Agen Bola Terpercaya | Bandar Bola Terbaik | Casino Online

Subscribe to receive free email updates:

Agen Bola Terpercaya